• ABOUT
  • SHARE YOUR STORY
  • FAQ
  • MEDIA MENTIONS
  • MAKE A DONATION
  • PARENTS GUIDE

Logo

Gallery

Navigation
  • ABOUT
  • SHARE YOUR STORY
  • FAQ
  • MEDIA MENTIONS
  • MAKE A DONATION
  • PARENTS GUIDE

Kisah Khrisna Siddharta

By Melela.org | on March 15, 2014 | 9 Comments
Your Story

Menyadari bahwa diriku terlahir berbeda sudah sedari kecil. Semenjak duduk di sekolah dasar, aku sudah melihat bahwa diriku tidak terlahir seperti teman laki-laki lain di sekolah. Aku lebih lembut dan lebih nyaman bergaul dengan wanita. Pertemananku dengan wanita jauh lebih nyambung. Aku mengerti bagaimana perasaan mereka, bagaimana mereka berpikir, dan tahu bagaimana memperlakukan teman-teman wanitaku dengan baik.

Konsekuensinya, karena sering berteman dengan wanita, aku jadi sering dipanggil “banci” di sekolah. Hatiku sakit dan tidak banyak yang bisa aku lakukan. Aku sempat merasa seperti orang aneh dan dikucilkan oleh sebagian teman-teman. Kalau bermain basket atau sepakbola, aku selalu menjadi orang terakhir yang dipilih oleh teman-teman. Namun, aku mengarahkan situasi tersebut ke arah yang positif. Diejek “banci” oleh teman-teman memang menyakitkan, tetapi mental dan karakterku menjadi jauh lebih kuat dibanding teman-teman yang lain.

Diejek “banci” oleh teman-teman memang menyakitkan, tetapi mental dan karakterku menjadi jauh lebih kuat dibanding teman-teman yang lain.

Hal ini semakin aku rasakan ketika beranjak dewasa. Yang namanya orang hidup, banci atau bukan, dan gay atau bukan, selalu ada saja orang lain yang ngomongin di belakang. Namun, jika diperhatikan, cerita-cerita tersebut bisa saja kurang atau berlebihan. Sebagai manusia, tidak yang bisa kita lakukan untuk mengubah mereka, tetapi aku bisa memilih bagaimana saya menyikapi hal-hal tersebut. Selama aku bahagia dengan hidupku dan sadar bahwa aku tidak merugikan orang lain, mengapa aku harus peduli dengan omongan orang?

***

Bersama keluargaku, aku tidak pernah membicarakan tentang identitasku dengan terang-terangan. Namun, aku yakin ibu mengetahui hal ini. Sampai hari ini, aku melihat ibuku adalah sosok wanita yang hebat. Aku tahu, hidup ibuku tidak selalu mudah, tetapi ia tidak pernah menunjukkan kesulitannya di depan anak-anaknya. Ia ingin anak-anaknya tidak perlu mengkhawatirkan dirinya. Kebutuhanku selalu dicukupi oleh ibuku. Aku sangat berhutang budi kepada ibuku. Sekarang, dengan penghasilan yang kumiliki, aku berusaha meringankan beban ibu, misalnya dengan membantu biaya sekolah adikku.

Walaupun aku tidak pernah melela secara terang-terangan kepada keluargaku, aku menunjukkan diriku apa adanya dan tidak menutupinya. Tidak hanya di depan ibuku, tetapi kedua saudara laki-lakiku juga. Aku adalah anak kedua dari tiga bersaudara. Kami semua laki-laki. Pernah suatu ketika kakakku yang paling besar mengatakan sesuatu kepadaku. Saat itu kami baru pulang dari pergi bersama teman-teman.

Walaupun aku tidak pernah melela secara terang-terangan kepada keluargaku, aku menunjukkan diriku apa adanya dan tidak menutupinya.

Di perjalanan pulang, tiba-tiba ia mengatakan, “Aku tahu, lagi, kamu sekarang pacaran sama Si A. Nggak papa, kok. Jika kamu bahagia, aku juga bahagia. Tapi kamu harus mengetahui bagaimana cara terbaik menyampaikan ini kepada adik kamu yang paling kecil…”

Aku bahagia sekaligus kaget saat kakakku mengatakan itu. Dari kami tiga bersaudara, aku adalah satu-satunya saudara mereka yang terlahir berbeda. Aku masih menunggu saat yang tepat untuk menyampaikan identitasku kepada adikku yang paling kecil. Jika ia sudah cukup umur untuk memahami identitasku, aku ingin mengatakan kepadanya.

Sampai sekarang, pendekatan yang kulakukan adalah memperlihatkan diriku dan memperkenalkan duniaku yang sebenarnya pada adikku. Di dunia pekerjaan, aku dikeliling oleh orang-orang sepertiku. Aku ingin adikku melihat ini, jadi, ketika ia sudah besar, ia tidak kaget dan dapat menghargai orang-orang sepertiku. Kami berbeda sekaligus punya kesamaan seperti orang-orang lain. Kami sekolah, bekerja, dan mencari uang. Sama-sama makan nasi, nggak ada bedanya, kok.

***

Khrisna Siddharta kini bekerja sebagai manajer ruang retail di Foundry 8 yang berada di kawasan premium Kawasan Niaga Terpadu Sudirman, Jakarta. Di samping itu, Kina—begitu ia akrab disapa—juga membantu penyanyi Andien dan Dira Sugandi sebagai pengarah gaya. Korespondensi dengan Kina dapat dilakukan melalui twitter @kinasiddharta.

BE A HERO, PARTICIPATE! Anda dapat berbagi kisah Anda saat melela dan menceritakan bagaimana orang-orang yang Anda cintai mampu menerima diri Anda dengan baik. Baca langkah-langkah pengiriman kisah di menu Share Your Story. Kisah Anda akan menjadi bukti nyata akan Indonesia yang inklusif dan bhineka

Share this story:
  • tweet

Recent Posts

  • Ichwan Thoha Sempat Berpikir Bunuh Diri

    August 10, 2024 - 0 Comment
  • Strategi Pertemanan Arifaldi Dasril

    July 4, 2024 - 0 Comment
  • Angela Ienes Mandiri Sejak Kecil

    December 7, 2023 - 2 Comments

Author Description

Melela.org memberikan wadah pada insan LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender) dan non-LGBT untuk berbagi cerita, sekaligus meningkatkan pemahaman masyarakat akan kelompok minoritas LGBT di Indonesia. Melela.org juga memiliki laman panduan orangtua yang menjawab pertanyaan awal ketika mengetahui anaknya berbeda. Halaman PARENTS GUIDE dapat ditemuka di beranda melela.org.

9 Responses to “Kisah Khrisna Siddharta”

  1. July 4, 2015

    Adhel Rusd Reply

    Nice story. Masa kecil gw pun demikian, dipanggil “banci” krn sering bergaul dgn tmn2 perempuan sedari SD. Pun gw jg lebih nyambung ngobrol dgn kaum hawa. Anyway, salam kenal.

  2. July 8, 2015

    aga Reply

    mirip kisah saya di masa kecil, ejekan ‘banci pada saat smp saya kalahkan dengan menjadi ‘anak nakal’, dan ‘pemberani’, namun sayangnya saya tak memiliki keberanian untuk coming out hingga di usia saya saat ini…., tak ada di keluarga yang tahu bahwa saya ‘beda’, mungkin saja mereka ‘tahu’ tapi memilih diam karena takut mungkin akan melukai perasaan saya….
    saya tahu sulit menjadi gay dalam kehidupan , meski di televisi, dan banyak media terpampang nyata, mereka terbuka kendati ada tag line “don’t ask don’t tell”, saya respect pada mereka yang mau terbuka dan didukung keluarga, teman, lingkungan, mungkin saya akan tetap menjadi kepompong hingga akhir hayat 🙂

  3. July 9, 2015

    Admin Reply

    Tekanan dan intimidasi dari masyarakat bisa mengakibatkan seseorang semakin enggan untuk membuka dirinya. Selain kisah di halaman ini, jagoan kami yang lain, seperti Tri Handoko, misalnya, juga sempat mengalami hal yang serupa. Mungkin seperti teman-teman semua, ia pun sempat berkecil hati. Namun, semenjak beliau memenangkan piala Runner-Up untuk kategori Casual Wear dalam Lomba Disain Busana yang diadakan oleh Majalah Sarinah pada tahun 1989, Tri Handoko telah menyabet penghargaan di berbagai ajang, seperti Nokia Fashion Award sampai Mercedes Benz Fashion Festival.

    Baca kisah Tri Handoko di sini: http://melela.org/tri-handoko-berbesar-hati-dan-memaafkan/

  4. January 21, 2016

    Reyza harahap Reply

    Sedih ketika mendengar ejekan “banci”, tapi itulah nyatanya,
    Menjadi “sakit” seperti ini bukan pilihan kita tapi sudah takdir agar manusia tidak bertanya kepada “Tuhan”, tapi sudah d buktikan dengan keberadaan “kita”

    Salam kenal dari reyza Jogja

  5. January 22, 2016

    Ryan Reply

    Menurut saya Banci, Gay, Lesbian jangan pernah dipandang sebelah mata… Siapa sih yang mau dilahirkan sebagai “Banci”, “Gay”, “Lesbian”… Gak ada orang yang mau dilahirkan berbeda dari yang lainnya… Tapi itu karunia yang diberikan Tuhan yang harus disyukuri…

  6. September 23, 2016

    Fajar Reply

    Mirip sekali dengan kisah saya sewaktu kecil. Memang dikeadaan “berbeda” memanglah sulit.

  7. May 4, 2017

    Ricky Reply

    Kisahnya mirip kisah saya, diolok banci, bencong, sejak sd sampai sekarang…., Tapi saya balas dengan prestasi, saya selalu mendapat ranking 1 sampai lulus SMA, lulus S2 dengan predikat cumlaude dari universitas terbaik Indonesia. Saat saya lulus S1 dan bekerj, saya putuskan untuk coming out ke ortu, dengan pertimbangan saya sudah mandiri, tidak bergantung secara ekonomi, dan kalaupun saya disisihkan dari keluarga,saya bisa tetap bertahan. Di luar dugaan ortu merangkulku,
    dan mereka bangga terhadap ku dan menyayangiku apa adanya. Saat itu lah aku semakin bersemangat hidup. Dan semakin berprestasi. Aku belajar mencintai diriku apa adanya untuk bisa mengasihi sesamaku. My parent..my Hero.

  8. March 21, 2018

    Elantharan Reply

    saya gak berani melela takut hasilnya kebalik
    sangat tersiksa hidup begini

  9. June 17, 2018

    Barakuda Reply

    Melela itu maksudnya apa ya?? coming out maksudnya? btw Krisnhna Siddharta itu cakep bener ya…pasti banyak cewek dan cowok yang kepincut,,he,,he. ngomong-ngomong saya juga pernah diejek bencong saat kecil sampai SMP, saya tonjok dan tendang aja orang-orang seperti itu, pada nangis itu teman-teman gue yang membully saya ..ha,..ha,,,sampai beberapa kali dipanggil keruang kepala sekolah, LMAO…sampai sekarang pun di tempat kerja saya sering dicap sebagai Gay, saya gak tahu kenapa mereka tahu saya Gay… padahal saya bersikap biasa aja dan jarang juga bergaul dengan teman-teman sekantor. Mungkin mereka menyangka saya gay karena saya sudah berumur 30 tahun tapu belum menikah juga padahal junior junior saya yang 3 tahun lebih mudah sudah punya anak. Susah kalau kerja di Pemerintahan bagi seorang Gay, pasti sering ditanya mengenai keluarga dan orientasi seksualnya…Life is sucks!

Leave a Reply to Ryan

Leave a Reply to Ryan Cancel Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


*
*

  • Populer
  • Terbaru
  • Pujian
  • Pemahaman Seksualitas yang Tepat Banyak Membantu Dimas ketika Melela

    December 8, 2015 - 20 Comments
  • Goenawan Mohamad: Catatan Seorang Ayah

    November 22, 2013 - 15 Comments
  • Kisah Melela Budi, Perwakilan Indonesia di Mr. Gay World 2017

    May 2, 2017 - 13 Comments
  • Hendri Yulius tentang, “The Art of Failure”

    November 25, 2015 - 11 Comments
  • Dr. Ryu Hasan, Sp.BS Ingin Semua Manusia Bahagia Menjadi Diri Sendiri

    February 13, 2014 - 10 Comments
  • Nurjanah, “LGBT Menyelamatkan Pendidikanku”

    February 4, 2016 - 6 Comments
  • Kunci Kebahagiaan dalam Hidup Tegar Ramadan

    January 2, 2016 - 4 Comments
  • Mudahnya Kejujuran À La Paramita Mohamad

    November 15, 2013 - 3 Comments
  • Langkah Wisesa Mengejar Mimpi

    March 1, 2015 - 3 Comments
  • Pesan Om Piring Buat Teman-teman LGBT

    March 20, 2016 - 3 Comments
  • Ichwan Thoha Sempat Berpikir Bunuh Diri

    August 10, 2024 - 0 Comment
  • Strategi Pertemanan Arifaldi Dasril

    July 4, 2024 - 0 Comment
  • Angela Ienes Mandiri Sejak Kecil

    December 7, 2023 - 2 Comments
  • Kisah Cinta Pertama Denny dan Memaafkan Keluarga

    October 30, 2023 - 0 Comment
  • Memahami Gender

    August 3, 2023 - 0 Comment
  • Masa Depan Anak

    August 3, 2023 - 0 Comment
  • Menyikapi Kehidupan Pribadi Anak

    August 3, 2023 - 0 Comment
  • Reaksi Pertama Orangtua

    August 3, 2023 - 0 Comment
  • Ketika Anak Melela

    August 3, 2023 - 0 Comment
  • Membicarakan Anak Anda kepada Orang Lain

    June 21, 2023 - 0 Comment
  • Angela Ienes Mandiri Sejak Kecil

    Saya minta tolong perbanyak kisah dari sudut pandang...
    February 26, 2024 - L
  • Angela Ienes Mandiri Sejak Kecil

    Mamii orang yang strong dan penuh kebaikan miss u mami
    December 7, 2023 - Jia
  • ABOUT

    […] website Melela.org, kata melela digunakan penulis Pramoedya...
    October 11, 2023 - [Artikel] Mengenal Istilah Melela, Berbeda dari Coming Out? - SuaraKita
  • Mudahnya Kejujuran À La Paramita Mohamad

    Kami juga senang kisah yang kami terbitkan membuat Janis senang...
    August 4, 2023 - Melela.org
  • Mudahnya Kejujuran À La Paramita Mohamad

    saya rasa GM akan lebih bahagia jika punya cucu, lalu meninang-nimang...
    August 23, 2021 - kawe

Archives

Artikel Populer

  • Pemahaman Seksualitas yang Tepat Banyak Membantu Dimas ketika Melela

    December 8, 2015 - 20 Comments
  • Goenawan Mohamad: Catatan Seorang Ayah

    November 22, 2013 - 15 Comments
  • Kisah Melela Budi, Perwakilan Indonesia di Mr. Gay World 2017

    May 2, 2017 - 13 Comments
  • Hendri Yulius tentang, “The Art of Failure”

    November 25, 2015 - 11 Comments
  • Dr. Ryu Hasan, Sp.BS Ingin Semua Manusia Bahagia Menjadi Diri Sendiri

    February 13, 2014 - 10 Comments

Kisah Terbaru

  • Ichwan Thoha Sempat Berpikir Bunuh Diri August 10, 2024
  • Strategi Pertemanan Arifaldi Dasril July 4, 2024
  • Angela Ienes Mandiri Sejak Kecil December 7, 2023
  • Kisah Cinta Pertama Denny dan Memaafkan Keluarga October 30, 2023
  • Memahami Gender August 3, 2023

Archives

MAKE A DONATION

Dukungan Anda penting untuk memastikan kelangsungan berjalannya situs melela.org. Semakin bertambahnya cerita yang dikirimkan dan dimuat dalam melela.org, semakin besar pula biaya yang dibutuhkan untuk memastikan website ini tetap dapat diakses. Melela.org bergantung pada donasi yang diberikan pihak pribadi maupun institusi.

Berikan donasi Anda hari ini.

  • Home
  • ABOUT
  • ACUAN PARTISIPASI
  • FAQ
  • MAKE A DONATION
  • MEDIA MENTIONS
  • PARENTS GUIDE
  • SHARE YOUR STORY
© 2012. All Rights Reserved.