• ABOUT
  • SHARE YOUR STORY
  • FAQ
  • MEDIA MENTIONS
  • MAKE A DONATION
  • PARENTS GUIDE

Logo

Gallery

Navigation
  • ABOUT
  • SHARE YOUR STORY
  • FAQ
  • MEDIA MENTIONS
  • MAKE A DONATION
  • PARENTS GUIDE

FAQ

Bagi para LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender), coming out—atau ‘melela’ dalam kosakata Indonesia—kepada orang-orang terdekat adalah keputusan yang mampu mengubah hidup. Melela.org percaya bahwa cara terbaik untuk melela hanya diketahui oleh insan LGBT yang bersangkutan. Namun, terdapat beberapa informasi dasar yang dapat dijadikan panduan.

Melela.org menyediakan informasi mengenai langkah-langkah umum melela di halaman ini. Namun, kami pun menyediakan informasi yang ditujukan untuk orangtua di halaman PARENTS GUIDE.

Jika kamu sedang memikirkan untuk melela, berikut adalah beberapa pertanyaan yang biasa diajukan mengenai proses melela kepada keluarga.

  • Mengapa seseorang harus melela kepada keluarga?

    Keluarga mungkin menjadi salah satu proses melela terberat yang bisa dilalui oleh insan LGBT. Namun, terdapat beberapa hal-hal postif yang diambil setelah melalui tahap ini. Beberapa kemungkinan yang dapat muncul setelah melela adalah:

    1. Menjalani hidup tanpa tekanan harus menyembunyikan identitas diri
    2. Menjalani hidup yang lebih jujur
    3. Membangun hubungan yang lebih tulus dan kuat dengan keluarga dan orang-orang sekitar

  • Mengapa seseorang tidak harus melela kepada keluarga?

    Tujuan melela adalah menjalani hidup yang lebih bahagia, tetapi, melela adalah pilihan. Tidak semua LGBT harus melela untuk menjalani hidup yang bahagia. Beberapa alasan yang mencegah seseorang untuk melela.

    Alasan yang biasa muncul adalah adanya kemungkinan akan disakiti secara emosi dan fisik oleh orang-orang terdekat. Hal ini bisa menyebabkan seseorang enggan untuk terbuka akan jati dirinya.

    Alasan lain bisa pula berupa kebelumsiapan finansial. Tindakan melela akan menjadi ancaman hilangnya kesempatan mendapatkan pendidikan, akses tempat tinggal, dan kemungkinan untuk membiayai hidup.

    Keengganan melela juga bisa disebabkan oleh kebelumsiapan mental akan penolakan yang mungkin akan muncul dari keluarga dan orang-orang sekitar.

  • Bagaimana langkah terbaik melela kepada keluarga?

    Melela tidak ada rumus bakunya. Hanya kamu yang mengetahui cara terbaik menghadapi keluargamu. Namun, terdapat beberapa langkah yang dapat ditempuh sebagai acuan:

    1. Langkah pertama, pastikan kamu sudah mendapatkan informasi lengkap mengenai LGBT. Ini akan membantumu dalam percakapan dengan keluarga dan orang-orang sekitar.

    2. Tanyakan apa yang menjadi alasan utama kamu melela. Alasan utama melela adalah untuk diri sendiri. Pastikan kamu memang benar-benar siap melela dan bukan karena terpaksa merasa harus melela, atau ikut-ikutan.

    3. Lakukan dengan satu orang secara bergantian. Tentukan siapa orang yang pertama akan dihadapi. Mulailah dengan orang yang paling membuatmu nyaman.

    4. Sebelum melela, tanyakan pendapat anggota keluarga mengenai LGBT. Ini akan memberikan gambaran seberapa terbuka mereka akan hal ini.

    5. Pastikan kamu memiliki pihak-pihak yang memberikan semangat. Biasanya ini didapatkan dari para sahabat. Ceritakan niatmu terlebih dahulu kepada mereka. Jika terjadi hal-hal yang tidak kamu harapkan, sahabat dapat menjadi sumber yang paling tepat demi mendapatkan dukungan moral.

    6. Pastikan kamu siap untuk menjawab hal-hal yang mungkin akan ditanyakan anggota keluarga. Melela.org menyiapkan beberapa pertanyaan yang kerap muncul dari anggota keluarga dan contoh jawaban yang dapat kamu berikan di bagian bawah halaman ini.

    7. Pilih waktu dan kesempatan yang baik. Pastikan tidak akan ada gangguan saat kamu berhadapan dengan keluargamu.

    8. Hindari melela saat keadaanmu sedang marah. Hindari melancarkan perlawanan dan pembelaan diri yang akan menyakitkan hati seseorang. Ini akan membuat langkah melela semakin sulit.

    9. Kembangkan suasana percakapan yang memungkinkan untuk melakukan diskusi yang sehat. Hal ini bisa dimulai dengan menerangkan alasan kamu melela kepada mereka. Sampaikan bahwa kamu mencintai mereka. Sampaikan pula bahwa kamu tidak ingin menyembunyikan hal ini kepada orang-orang yang kamu cintai. Bantu mereka memahami beban yang kamu hadapi ketika harus hidup dengan kepura-puraan.

    10. Sediakan tempat netral. Temukan tempat yang dapat dikunjungi bila keselamatmu menjadi ancaman. Jika tidak memiliki tempat netral, baca kembali poin 5.

    11. Sampaikan informasi dan data ilmiah terkini mengenai seksualitas. Sediakan informasi-informasi mengenai LGBT kepada keluarga. Ambil brosur, atau temukan informasi di internet lalu cetak untuk mereka. Bawa informasi ini saat menghadapi mereka.

    12. Ingatlah bahwa reaksi pertama mereka kemungkinan besar bukanlah gambaran perasaan mereka yang sesungguhnya.

    13. Jangan harapkan mereka untuk langsung beradaptasi dan menerima. Mereka mungkin butuh waktu untuk memikirkan situasi ini sendirian. Beri mereka waktu untuk memproses situasi ini.

    14. Relakan bahwa akan ada orang yang sulit untuk menerima situasi ini, walau bagaimana pun cara kamu melakukan pendekatan. Tetaplah berikan waktu dan hormati mereka yang belum mampu berpikiran terbuka, fokuskan perhatian pada hal-hal yang membuatmu bahagia.

  • Ketika melela, apa saja yang mungkin ditanyakan keluarga? Bagaimana menjawabnya?

    Terdapat beberapa pertanyaan yang mungkin akan muncul dari anggota keluarga dan orang-orang di sekitarmu saat kamu melela. Orangtua memiliki hak untuk menjadi khawatir dan sebagai anak kita memiliki kewajiban untuk memberikan alasan dan meyakinkan mereka agar tidak merasa khawatir. Berikut adalah contoh pertanyaan dan jawaban yang dapat kamu berikan.

    Pertanyaan: Apa yang dimaksud dengan LGBT?

    LGBT adalah singkatan dari lesbian, gay, biseksual, dan transgender. Lesbian adalah wanita yang memiliki ketertarian fisik dan emosional kepada sesama wanita, gay adalah pria yang memiliki ketertarikan fisik dan emosional kepada sesama pria, biseksual adalah orang yang memiliki ketertarikan yang sama kepada pria dan wanita, dan transgender adalah seseorang yang kondisi biologisnya tidak sejalan dengan identitas serta ekspresi gendernya.

    Pertanyaan: Bagaimana kamu mengetahui bahwa kamu seorang LGBT? Apakah kamu yakin?

    Sama seperti orang-orang lain, para LGBT mengetahui kepada siapa mereka tertarik. Proses ini sama seperti ketika orang-orang non-LGBT merasakan ketertarikan dengan pasangannya (Jika kamu merasa yakin, kamu bisa menjelaskan kapan kamu merasakan perbedaan dalam diri kamu; dengan menjelaskan ini, biasanya pihak keluarga dapat memahamimu lebih mendalam).

    Pertanyaan: Apakah kamu sudah menceritakan pada dokter tentang masalah ini?

    Apa yang saya alami adalah bagian dari orientasi seksual manusia. Secara medis, homoseksual bukanlah sebuah penyakit yang harus disembuhkan. Jika merujuk pada sains, dokter akan mengatakan bahwa situasi saya bukan hal yang bisa diubah, apalagi disembuhkan. Dilahirkan berbeda, tidak membuat saya menjadi manusia yang bersalah.

    Pertanyaan: Apakah ini hanya sebuah fase kehidupan yang bersifat sementara?

    Saya sudah memikirkannya masak-masak sebelum mengatakan ini. Saya yakin ini bukanlah sebuah fase yang bersifat sementara.

    Pertanyaan: Apakah ini artinya kamu menjadi seseorang yang tidak beragama?

    Tidak. Banyak komunitas LGBT yang tetap menganut agama dengan taat dan menjadi penganut agama yang religius setelah menerima keunikan fitrahnya. Terdapat tempat-tempat beragama di Indonesia yang menyambut keberagaman kami. Saya akan dapat menemukan jalan tengah antara agama dan identitas saya.

    Pertanyaan: Apakah ini artinya kamu akan kesepian dan hidup sendirian?

    Saya tidak sendirian. Ada banyak orang seperti saya di dunia ini. Suatu saat, saya bisa saja menemukan seseorang untuk membina hubungan yang sehat. Namun, untuk sekarang, saya hanya mengharapkan pengertian dan dukungan dari orang-orang terdekat yang saya cintai.

    Pertanyaan: Apakah ini salah kami (orangtua) dalam mendidik kamu?

    Ini bukan kesalahan siapa-siapa. Ini bukan salah Bapak, Ibu, atau saya. Saya hanya terlahir berbeda. Kini, orang-orang yang saya cintai telah mengetahui bagian yang sebelumnya tidak diketahui. Namun, saya masih menjadi anak yang sama, anak yang telah dibesarkan oleh kedua orangtua yang saya cintai.

    Pertanyaan: Apakah ini artinya kamu akan terkena HIV/AIDS?

    HIV bukanlah penyakit LGBT saja. Baik LGBT atau bukan, dua-duanya memiliki risiko yang sama. Namun, saya akan selalu menjalani gaya hidup yang sehat dan akan menjaga kesehatan tubuh saya dengan baik.

  • Populer
  • Terbaru
  • Pujian
  • Pemahaman Seksualitas yang Tepat Banyak Membantu Dimas ketika Melela

    December 8, 2015 - 20 Comments
  • Goenawan Mohamad: Catatan Seorang Ayah

    November 22, 2013 - 15 Comments
  • Kisah Melela Budi, Perwakilan Indonesia di Mr. Gay World 2017

    May 2, 2017 - 13 Comments
  • Hendri Yulius tentang, “The Art of Failure”

    November 25, 2015 - 11 Comments
  • Dr. Ryu Hasan, Sp.BS Ingin Semua Manusia Bahagia Menjadi Diri Sendiri

    February 13, 2014 - 10 Comments
  • Kisah Khrisna Siddharta

    March 15, 2014 - 9 Comments
  • Nurjanah, “LGBT Menyelamatkan Pendidikanku”

    February 4, 2016 - 6 Comments
  • Kunci Kebahagiaan dalam Hidup Tegar Ramadan

    January 2, 2016 - 4 Comments
  • Mudahnya Kejujuran À La Paramita Mohamad

    November 15, 2013 - 3 Comments
  • Langkah Wisesa Mengejar Mimpi

    March 1, 2015 - 3 Comments
  • Ichwan Thoha Sempat Berpikir Bunuh Diri

    August 10, 2024 - 0 Comment
  • Strategi Pertemanan Arifaldi Dasril

    July 4, 2024 - 0 Comment
  • Angela Ienes Mandiri Sejak Kecil

    December 7, 2023 - 2 Comments
  • Kisah Cinta Pertama Denny dan Memaafkan Keluarga

    October 30, 2023 - 0 Comment
  • Memahami Gender

    August 3, 2023 - 0 Comment
  • Masa Depan Anak

    August 3, 2023 - 0 Comment
  • Menyikapi Kehidupan Pribadi Anak

    August 3, 2023 - 0 Comment
  • Reaksi Pertama Orangtua

    August 3, 2023 - 0 Comment
  • Ketika Anak Melela

    August 3, 2023 - 0 Comment
  • Membicarakan Anak Anda kepada Orang Lain

    June 21, 2023 - 0 Comment
  • Angela Ienes Mandiri Sejak Kecil

    Saya minta tolong perbanyak kisah dari sudut pandang...
    February 26, 2024 - L
  • Angela Ienes Mandiri Sejak Kecil

    Mamii orang yang strong dan penuh kebaikan miss u mami
    December 7, 2023 - Jia
  • ABOUT

    […] website Melela.org, kata melela digunakan penulis Pramoedya...
    October 11, 2023 - [Artikel] Mengenal Istilah Melela, Berbeda dari Coming Out? - SuaraKita
  • Mudahnya Kejujuran À La Paramita Mohamad

    Kami juga senang kisah yang kami terbitkan membuat Janis senang...
    August 4, 2023 - Melela.org
  • Mudahnya Kejujuran À La Paramita Mohamad

    saya rasa GM akan lebih bahagia jika punya cucu, lalu meninang-nimang...
    August 23, 2021 - kawe

Archives

Artikel Populer

  • Pemahaman Seksualitas yang Tepat Banyak Membantu Dimas ketika Melela

    December 8, 2015 - 20 Comments
  • Goenawan Mohamad: Catatan Seorang Ayah

    November 22, 2013 - 15 Comments
  • Kisah Melela Budi, Perwakilan Indonesia di Mr. Gay World 2017

    May 2, 2017 - 13 Comments
  • Hendri Yulius tentang, “The Art of Failure”

    November 25, 2015 - 11 Comments
  • Dr. Ryu Hasan, Sp.BS Ingin Semua Manusia Bahagia Menjadi Diri Sendiri

    February 13, 2014 - 10 Comments

Kisah Terbaru

  • Ichwan Thoha Sempat Berpikir Bunuh Diri August 10, 2024
  • Strategi Pertemanan Arifaldi Dasril July 4, 2024
  • Angela Ienes Mandiri Sejak Kecil December 7, 2023
  • Kisah Cinta Pertama Denny dan Memaafkan Keluarga October 30, 2023
  • Memahami Gender August 3, 2023

Archives

MAKE A DONATION

Dukungan Anda penting untuk memastikan kelangsungan berjalannya situs melela.org. Semakin bertambahnya cerita yang dikirimkan dan dimuat dalam melela.org, semakin besar pula biaya yang dibutuhkan untuk memastikan website ini tetap dapat diakses. Melela.org bergantung pada donasi yang diberikan pihak pribadi maupun institusi.

Berikan donasi Anda hari ini.

  • Home
  • ABOUT
  • ACUAN PARTISIPASI
  • FAQ
  • MAKE A DONATION
  • MEDIA MENTIONS
  • PARENTS GUIDE
  • SHARE YOUR STORY
© 2012. All Rights Reserved.