LANGKAH MENYIKAPI KEHIDUPAN PRIBADI ANAK:
- Identitas seksual anak Anda tidak menentukan bagaimana mereka mengelola kebutuhan seksual, seberapa besar dorongan seksual mereka, perilaku seksual, dan sejauh mana keterkaitan emosi mereka ketika melakukan hubungan seksual.
- Jelaskan peraturan tentang teman yang menginap diterapkan secara universal untuk menghindari tindakan diskriminatif yang akan membuat anak Anda merasa dibedakan.
- Anda bisa menanyakan apakah anak Anda memiliki kekasih, tetapi hindari menghujani mereka dengan terlalu banyak pertanyaan. Anak Anda akan lebih leluasa menceritakan kehidupannya jika tidak melihat Anda sebagai ancaman.
- Jujurlah mengenai perasaan Anda mengenai hubungan seksual. Hindari membicarakan hubungan seksual sebagai sesuatu yang selalu dianggap nista dan kotor.
- Berikan informasi yang tepat dari berbagai sumber agar anak Anda mendapatkan bekal yang cukup untuk membuat keputusan.
- HIV bukanlah “Penyakit LGBT”. Semua manusia yang melakukan hubungan seksual dengan tidak aman memiliki risiko yang sama, terlepas dari apa identitas seksual dan gender mereka.
- Pendidikan seksual yang hanya diberikan dalam kacamata heteroseksual membuat remaja homoseksual lebih rentan akan risiko penyakit menular seksual. Peran orangtua dibutuhkan untuk memberikan informasi yang lebih relevan kepada anaknya.
Anak saya mengenalkan saya pada temannya, bagaimana saya tahu kalau ia lebih dari sekadar teman?
Semakin dekat hubungan Anda dengan anak Anda, semakin mudah bagi anak memberitahu hal-hal tentang hidupnya. Langkah pertama yang dapat Anda lakukan adalah menyampaikan keingintahuan Anda jika anak Anda sedang memiliki seorang kekasih. Namun, beberapa anak menganggap pertanyaan semacam ini dari orangtua menandakan ketidaksetujuan orangtua dan usaha untuk membatasi anak. Apapun yang anak Anda sampaikan, pastikan Anda menunjukkan bahwa Anda mempercayainya. Menunjukkan rasa saling percaya adalah hal yang penting antara hubungan anak dan orangtua.
Hindari membaca buku harian anak Anda, diam-diam memeriksa isi handphone, membicarakan anak Anda dengan teman-teman mereka tanpa sepengetahuan anak Anda, dan hal-hal lain yang akan melukai privasi anak Anda karena akan merusak kepercayaan mereka. Menghormati privasi anak Anda akan memberikan pesan kepada anak bahwa orangtua bergantung pada apa yang dikatakan anak dan mereka memiliki tanggung jawab untuk berkata jujur.
Ketika anak Anda mengakui bahwa dirinya sedang memiliki seorang kekasih, berilah reaksi yang positif. Jika reaksi Anda malah menghujaninya dengan beragam pertanyaan dan menyatakan kekhawatiran berlebihan, anak Anda tidak akan mendapatkan pengalaman positif. Apabila ada hal yang Anda khawatirkan dengan situasi anak Anda, pastikan menyampaikan kekhawatiran tersebut tanpa terkesan ingin mengontrol situasi. Anak Anda sebaiknya diberikan kebebasan ruang untuk menentukan pilihan untuk mengajarkannya tanggung jawab. Dengan memberikan kesan positif, Anda akan membuka kemungkinan yang lebih luas bagi anak Anda menanyakan saran Anda tentang hubungannya di masa depan.
Jika Anda sudah menunjukkan sikap yang positif tetapi merasa anak Anda tidak mengatakan situasi yang sebenarnya, cobalah untuk membicarakannya dengan segera. Sampaikan bahwa situasi ini telah berpengaruh pada kepercayaan Anda terhadap anak. Situasi ini bisa disikapi sama seperti jika Anda menemukan anak Anda berbohong akan hal lain. Pastikan Anda menyampaikan dengan jelas bahwa kekecewaan Anda terletak pada tindakan kebohongan, bukan identitas seksual anak.
Bagaimana saya menyikapi teman anak saya yang menginap di rumah?
Rasanya mudah untuk menyampaikan kepada anak Anda bahwa teman lawan jenisnya tidak boleh menginap di rumah. Namun, menyampaikan hal yang sama bisa menjadi agak berbeda ketika anak Anda berbeda, sudah melela, atau Anda telah mengetahui tentang identitas seksualnya.
Prinsip yang harus dikedepankan adalah tidak mempermasalahkan jenis kelamin atau gender teman anak Anda. Namun, ini bukan berarti melarang semua teman anak Anda, baik laki-laki maupun perempuan untuk menginap di rumah Anda. Buat aturan menginap menjadi lebih universal dengan membolehkan teman-teman anak Anda, apapun jenis kelamin dan gender mereka, untuk menginap tetapi mereka harus menghabiskan malam di ruang tamu, bukan di kamar. Dengan begitu, Anda telah memberikan solusi yang kompromis terhadap anak.
Jangan pernah memberlakukan peraturan tanpa menjelaskan alasannya. Bukalah percakapan. Ceritakan alasan Anda atas peraturan tersebut. Selama Anda merasa tidak menerapkan peraturan terlalu keras, tidak ada yang salah dengan keputusan Anda. Ketika menerapkan peraturan tersebut, hindari meninggalkan kesan bahwa Anda sedang mematai-matai kegiatan anak Anda dengan temannya. Hindari memposisikan diri Anda sebagai ancaman.
Pastikan anak Anda memahami bahwa peraturan ini bukan diciptakan lantaran identitas seksual anak. Jangan sampai anak Anda merasa dibeda-bedakan dan terdiskriminasi. Sampaikan bahwa peraturan ini bersifat universal yang diterapkan kepada semua anak, terlepas dari identitas mereka yang berbeda.
Ketika menyatakan bahwa dirinya adalah LGBT, apakah ini artinya anak saya akan menjadi seseorang yang cabul?
Perilaku seksual dan orientasi seksual adalah dua hal yang berbeda. Perilaku seksual mengacu pada aktivitas yang dilakukan ketika melakukan hubungan seksual, sementara orientasi seksual mengacu pada kecenderungan ketertarikan seksual terhadap laki-laki, perempuan, atau keduanya.
Identitas seksual anak Anda tidak dapat dijadikan acuan tentang bagaimana mereka mengelola kebutuhan seksual, seberapa besar dorongan seksual, perilaku seksual, dan sejauh mana keterkaitan emosi mereka ketika melakukan hubungan seksual nanti. Cara Anda mengetahui pandangan anak Anda terhadap perilaku seksual adalah dengan membicarakannya dengan mereka, secara terbuka, dan dengan memahami perasaan mereka.
Akan tiba saatnya anak Anda akan mulai membicarakan hubungan seksual dengan teman-temannya, oleh karena itu, penting untuk menanamkan makna hubungan seksual pada mereka. Terbukalah akan apa yang anak Anda katakan walaupun tidak selalu sejalan dengan pemahaman Anda dan ingatlah bahwa orientasi seksual mereka tidak menentukan bagaimana perilaku seksual mereka. Di setiap percakapan, pahami bahwa tubuh anak Anda adalah milik anak Anda, tugas orangtua adalah membekali dan mempersiapkan anak untuk menentukan pilihan yang tepat ketika saatnya tiba.
Ketika membicarakan perilaku seksual dengan anak Anda, hindari menggunakan kata-kata dan nada yang menghakimi dan penuh asumsi. Anda bisa memulainya dengan mengatakan, “Suatu saat, kamu akan sampai pada situasi yang akan menghadapkan kamu dengan hubungan seksual. Ibu (atau Ayah) sadar, bahwa ini bukanlah pembicaraan yang biasa kita bicarakan antara kita berdua. Namun, hubungan seksual adalah suatu hal yang penting, oleh karena itu, penting pula untuk Ibu (atau Ayah) dapat saling memahami tentang ini.”
Ciptakan diskusi seksual yang sehat tanpa mengesankan hubungan seksual sebagai sesuatu yang kotor dan tidak pantas untuk dibicarakan. Dengan membicarakan seksualitas secara terbuka, anak akan mendapatkan pemahaman seksualitas yang dapat dijadikan bekal masa depan. Periksa kembali pertanyaan yang akan Anda tanyakan kepada anak Anda, perhatikan apakah terdapat kata-kata yang menghakimi, dan perhitungkan bagaimana cara menanyakan pertanyaan tersebut dengan nada yang tepat kepada anak Anda.
Hindari berpura-pura ketika harus membicarakan seksualitas. Kejujuran Anda akan membuahkan rasa hormat anak Anda dan akan memacu percakapan yang lebih mendalam, bermakna, dan menanamkan tanggung jawab. Jangan membebani kekhawatiran Anda terhadap perilaku seksual pada orientasi seksual anak Anda.
Haruskah saya khawatir anak saya akan tertular penyakit menular seksual dan HIV?
Anda harus memiliki rasa kekhawatiran terlepas dari apa identitas seksual anak Anda. Alasan kekhawatiran Anda berasal dari kemungkinan melakukan hubungan seksual yang tidak aman dan sehat di kalangan LGBT. Kebanyakan pendidikan seksual yang tersedia hanya mencakup praktk hubungan seksual bagi para heteroseksual dan informasi seksual untuk LGBT terkadang dilupakan.
Di akhir 1970-an, dunia dikejutkan dengan dengan kemunculan virus AIDS untuk pertama kalinya. Karena ini adalah virus yang baru saja muncul, banyak orang belum memiliki pemahaman yang lengkap tentang bagaimana virus ini bisa menyebar; dokter pun masih belum yakin bagaimana bisa menangani pasien dengan gejala virus tersebut sehingga banyak pasien–sebagian besar mereka adalah gay–meninggal dalam waktu yang singkat. Kejadian ini mendorong masyarakat beranggapan bahwa gay identik dengan HIV dan AIDS dikarenakan perilaku seksual gay yang dianggap cabul.
Terlahir sebagai gay tidak otomatis membuat seseorang memiliki perilaku cabul. Seperti yang telah dibahas di pertanyaan sebelumnya, perilaku seksual adalah hal yang berbeda dengan orientasi seksual. HIV dan AIDS, seperti penyakit menular seksual lainnya, terjadi karena seseorang tidak mengetahui bagaimana melakukan hubungan seksual yang aman. Seiring dengan kemapanan berpikir anak Anda, orangtua sebaiknya mulai membahas pengenai risiko hubungan seksual dan bagaimana cara menghindari diri dari penyakit menular seksual. Karena remaja LGBT jarang menerima pendidikan seksual yang sesuai dengan identitas mereka, tanggung jawab ini berpulang kepada Anda, sebagai orangtua, untuk memberikan bimbingan pengetahuan bagi mereka menentukan pilihan yang tepat di masa depan.
Bagaimana membicarakan hubungan seks yang aman tanpa mendorong anak untuk melakukannya?
Banyak orangtua menghindari membicarakan hubungan seksual karena khawatir akan mendorong anaknya untuk melakukan hubungan seksual. Terdapat kesalahpahaman orangtua yang mengira bahwa anak mereka tidak akan melakukan hubungan seksual jika tidak mengetahui mengenai hal tersebut. Namun, kenyataannya, anak Anda akan memperoleh informasi mengenai hubungan seksual dengan atau tanpa peran Anda.
Walaupun Anda menolak membicarakannya, besar kemungkinan anak Anda akan tetap terpapar dengan informasi mengenai hubungan seksual. Oleh karena itu, dibutuhkan peran orangtua untuk memberikan pemahaman mengenai seksualitas, seperti: hubungan seksual, bagaimana dampak hubungan seksual, dan praktik hubungan seksual yang sehat, sehingga dapat memberikan bekal untuk masa depan.
Cara membicarakan seksualitas dengan anak akan ditentukan oleh kenyamanan Anda dan tingkat kedekatan dengan anak Anda. Pembicaraan mengenai seksualitas tidak harus selalu dilakukan dengan serius, melalui kuliah panjang di meja makan, melainkan bisa diwujudkan dengan percakapan yang disampaukan sedikit demi sedikit, yang berevolusi seiring dengan berjalannya waktu. Beberapa orangtua memecah percakapan menjadi beberapa percakapan kecil atau menuliskannya dalam sebuah surat pendek. Pastikan Anda mendapatkan informasi yang dibutuhkan dan perhatikan kenyamanan anak saat menyampaikannya.
Ciptakan suasana hubungan yang menjadikan anak tidak risih jika ingin menanyakan hal-hal pribadi. Ini bukan berarti Anda harus mengetahui segalanya tentang kehidupan pribadi anak, tetapi ciptakan kesan bahwa Anda selalu siap menjawab pertanyaan dan hindari menciptakan jarak. Jika ada pertanyaan yang tidak bisa Anda jawab, cari bersama anak Anda. Berikan bimbingan terhadap fakta-fakta biologis dari sumber yang akurat. Berikan pujian terhadap pertanyaan yang diajukan, karena akan mendorong anak untuk merasa nyaman menanyakan pertanyaan selanjutnya. Hal lain yang akan mendorong kenyamanan bertanya adalah dengan memberikan respon positif terhadap pertanyaan yang muncul. Jika ada pertanyaan yang tidak mampu Anda jawab, langkah lain yang bisa Anda dapat Anda lakukan adalah mengatakan, “Ibu (atau Ayah) tidak mengetahui jawabannya saat ini, tetapi Ibu (atau Ayah) akan mencarikan jawabannya,” atau “Ibu (atau Ayah) tidak mengetahui jawabannya, tetapi Ibu (atau Ayah) tahu di mana kamu bisa mendapatkan jawabannya.”
Terima kasih Anda sudah membaca bagian Menyikapi Kehidupan Pribadi Anak. Di bawah ini adalah beberapa bagian lain yang bisa Anda baca jika membutukan informasi lebih lanjut:
No Responses to “Menyikapi Kehidupan Pribadi Anak”