• ABOUT
  • SHARE YOUR STORY
  • FAQ
  • MEDIA MENTIONS
  • MAKE A DONATION
  • PARENTS GUIDE

Logo

Gallery

Navigation
  • ABOUT
  • SHARE YOUR STORY
  • FAQ
  • MEDIA MENTIONS
  • MAKE A DONATION
  • PARENTS GUIDE

Lenti dan Kearifan Lokal khas Indonesia

By Rio Damar | on July 4, 2019 | 1 Comment
Our Story

Saya adalah salah satu dari sekian banyak orang yang mendukung LGBT di Indonesia. Alasannya ada beberapa. Pertama, saya percaya akan kesetaraan manusia di mata hukum dan di mata manusia lain. Manusia sebaiknya diperlakukan dengan rasa hormat yang sama, terlepas dari apa agama, ras, dan orientasi seksualnya. Mereka berhak atas rasa aman dan hidup bebas dari rasa takut, apalagi intimidasi dari aparat pemerintah yang didasari oleh ketakutan tidak beralasan dan kebodohan.

Alasan kedua mudah saja. Karena saya lebih senang melihat orang bahagia daripada hidup penuh dengan ketakutan. Senyum manusia lebih baik dari wajah muram penuh dengan kesedihan. Penerimaan kepada kelompok minoritas rentan yang mudah disalahartikan adalah penting untuk kebahagiaan mereka. Ini mungkin pernyataan yang kurang populer, tetapi tidak semua kebenaran itu harus mendulang pamor di masyarakat umum.

Mereka berhak atas rasa aman dan hidup bebas dari rasa takut, apalagi intimidasi dari aparat pemerintah.

Membina hubungan baik dengan LGBT membuat saya menyadari bahwa kebahagiaan adalah sebuah hal yang sangat subjektif. Apa yang membuat saya bahagia, bukan berarti sama dengan kebahagian teman-teman lesbian, gay, dan transgender saya. Saya jadi sadar bahwa kebahagian itu punya banyak bentuk dan rupa.

Oleh karena itu, saya sangat menyayangkan mereka yang menutup pintu bagi teman-teman minoritas. Apalagi mengajak orang-orang untuk memusuhi LGBT tanpa memiliki pengalaman dan informasi yang lengkap tentang mereka.

Banyak orang yang kurang nyaman bergaul dengan LGBT karena takut ditaksir dan mereka tidak tahu cara menanganinya gimana. Jadi, artinya, masalahnya ada di mereka, bukan di LGBT. Buat saya, biasakan adil dari awal. Misalnya, saya bisa berteman baik dengan teman-teman lesbian saya karena dari awal saya sudah menyampaikan siapa saya dan apabila ada hal lain muncul di antara kami, langkah apa yang akan diambil. Ketika ada hal-hal yang tidak nyaman buat saya juga langsung saya sampaikan baik-baik saat itu juga. Tidak perlu menunggu, apalagi membicarakan mereka di belakang.

Ini mungkin pernyataan yang kurang populer, tetapi tidak semua kebenaran itu harus mendulang pamor di masyarakat umum.

Saya juga nyaman berteman dengan teman-teman gay. Mereka lucu dan penuh dengan tawa. Ada yang pintar, tetapi ada juga yang terkadang bikin saya gemas. Buat saya, gay yang sehat adalah mereka yang sudah terpapar informasi seksualitas dan identitas gender. Dengan begitu mereka bisa dengan nyaman bicara tentang seksualitas tanpa terkesan vulgar dan porno.

Ada suatu ketika kami membicarakan penis. Saya kaget setengah mati ketika ada gay yang menganggap enteng masalah penis. Saya menganggap ukuran dan kekerasan adalah sama pentingnya. Ternyata ada gay yang tidak terlalu mempermasalahkan ini karena gaya bercinta mereka tidak harus sama dengan saya. 

Banyak orang yang kurang nyaman bergaul dengan LGBT karena takut ditaksir dan mereka tidak tahu cara menanganinya gimana.

Saya masih ingat obrolan dengan salah satu teman gay yang kebetulan zodiaknya sama dengan saya: Cancer. Kami bersepakat kalau penis orang Palembang, orang Dayak, dan orang Batak adalah bentuk kearifan lokal yang layak dibanggakan. Menurut saya, terdapat hubungan antara budaya lokal seseorang dengan gaya memperlakukan pasangan di ruang tertutup. Orang Manado unggul masalah stamina. Orang Sunda, Padang, dan Betawi agak mirip tetapi saya enggan menyebutkan mana yang lebih baik di sini. Percakapan-percakapan ini adalah percakapan yang mungkin hanya bisa dibicarakan kepada teman gay saya yang sudah terpapar informasi tentang seksualitas sehingga bisa membicarakan hal-hal yang dianggap tabu dengan rasional, penuh wawasan, bahkan terkadang bisa jadi jenaka. Apabila saya membicarakan ini ke teman-teman saya yang masih awam memandang seksualitas dan kegiatan seksual, saya khawatir penghakiman yang akan muncul dari mereka. 

***

Lentisa Soraya Martodihardjo lahir pada tanggal 15 Juli 1984. Setelah lulus dari SMA 62 Jakarta Timur, ia diterima di dua universitas negeri tetapi lebih memilih meneruskan pendidikan di FISIP Universitas Indonesia, jurusan Ilmu Komunikasi Politik. Namun, ternyata kuliah di Universitas Indonesia tidak menyenangkan untuknya. Ia kemudian pindah dan meneruskan ilmu akutansi di Universitas Gunadarma. Lenti–begitu ia dipanggil oleh para temannya–menguasai alat musik gitar dan piano. Ia sempat membentuk kelompok musik pada tahun 2007 dan kini beberapa kali tampil untuk acara pernikahan.

BE A HERO, PARTICIPATE! Anda dapat berbagi pengalaman terkait dengan komunitas LGBT Indonesia. Kirimkan cerita Anda ke contact@melela.org dan temukan langkah-langkah pengiriman kisah di menu Share Your Story yang terdapat di bagian atas halaman ini. Kisah Anda akan menjadi bukti nyata akan masyarakat Indonesia yang inklusif dan berpikiran terbuka.

BUTUH BANTUAN? Jika Anda orangtua yang ingin memahami anak Anda, kunjungi halaman Parents Guide yang terletak di menu navigasi di bagian atas halaman ini. Halaman Parents Guide menyediakan informasi yang menjawab pertanyaan-pertanyaan orangtua, seperti “Bagaimana membuka dialog pertama setelah anak melela?” dan masih banyak lagi.

Share this story:
  • tweet

Recent Posts

  • Ichwan Thoha Sempat Berpikir Bunuh Diri

    August 10, 2024 - 0 Comment
  • Strategi Pertemanan Arifaldi Dasril

    July 4, 2024 - 0 Comment
  • Angela Ienes Mandiri Sejak Kecil

    December 7, 2023 - 2 Comments

Author Description

One Response to “Lenti dan Kearifan Lokal khas Indonesia”

  1. July 5, 2019

    Hidayat Nur Wahid Reply

    Aku minta tanda tamgan di bukumu dong, aku fans beratmu sejak 1998

Leave a Reply Cancel Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


*
*

  • Populer
  • Terbaru
  • Pujian
  • Pemahaman Seksualitas yang Tepat Banyak Membantu Dimas ketika Melela

    December 8, 2015 - 20 Comments
  • Goenawan Mohamad: Catatan Seorang Ayah

    November 22, 2013 - 15 Comments
  • Kisah Melela Budi, Perwakilan Indonesia di Mr. Gay World 2017

    May 2, 2017 - 13 Comments
  • Hendri Yulius tentang, “The Art of Failure”

    November 25, 2015 - 11 Comments
  • Dr. Ryu Hasan, Sp.BS Ingin Semua Manusia Bahagia Menjadi Diri Sendiri

    February 13, 2014 - 10 Comments
  • Kisah Khrisna Siddharta

    March 15, 2014 - 9 Comments
  • Nurjanah, “LGBT Menyelamatkan Pendidikanku”

    February 4, 2016 - 6 Comments
  • Kunci Kebahagiaan dalam Hidup Tegar Ramadan

    January 2, 2016 - 4 Comments
  • Mudahnya Kejujuran À La Paramita Mohamad

    November 15, 2013 - 3 Comments
  • Langkah Wisesa Mengejar Mimpi

    March 1, 2015 - 3 Comments
  • Ichwan Thoha Sempat Berpikir Bunuh Diri

    August 10, 2024 - 0 Comment
  • Strategi Pertemanan Arifaldi Dasril

    July 4, 2024 - 0 Comment
  • Angela Ienes Mandiri Sejak Kecil

    December 7, 2023 - 2 Comments
  • Kisah Cinta Pertama Denny dan Memaafkan Keluarga

    October 30, 2023 - 0 Comment
  • Memahami Gender

    August 3, 2023 - 0 Comment
  • Masa Depan Anak

    August 3, 2023 - 0 Comment
  • Menyikapi Kehidupan Pribadi Anak

    August 3, 2023 - 0 Comment
  • Reaksi Pertama Orangtua

    August 3, 2023 - 0 Comment
  • Ketika Anak Melela

    August 3, 2023 - 0 Comment
  • Membicarakan Anak Anda kepada Orang Lain

    June 21, 2023 - 0 Comment
  • Angela Ienes Mandiri Sejak Kecil

    Saya minta tolong perbanyak kisah dari sudut pandang...
    February 26, 2024 - L
  • Angela Ienes Mandiri Sejak Kecil

    Mamii orang yang strong dan penuh kebaikan miss u mami
    December 7, 2023 - Jia
  • ABOUT

    […] website Melela.org, kata melela digunakan penulis Pramoedya...
    October 11, 2023 - [Artikel] Mengenal Istilah Melela, Berbeda dari Coming Out? - SuaraKita
  • Mudahnya Kejujuran À La Paramita Mohamad

    Kami juga senang kisah yang kami terbitkan membuat Janis senang...
    August 4, 2023 - Melela.org
  • Mudahnya Kejujuran À La Paramita Mohamad

    saya rasa GM akan lebih bahagia jika punya cucu, lalu meninang-nimang...
    August 23, 2021 - kawe

Archives

Artikel Populer

  • Pemahaman Seksualitas yang Tepat Banyak Membantu Dimas ketika Melela

    December 8, 2015 - 20 Comments
  • Goenawan Mohamad: Catatan Seorang Ayah

    November 22, 2013 - 15 Comments
  • Kisah Melela Budi, Perwakilan Indonesia di Mr. Gay World 2017

    May 2, 2017 - 13 Comments
  • Hendri Yulius tentang, “The Art of Failure”

    November 25, 2015 - 11 Comments
  • Dr. Ryu Hasan, Sp.BS Ingin Semua Manusia Bahagia Menjadi Diri Sendiri

    February 13, 2014 - 10 Comments

Kisah Terbaru

  • Ichwan Thoha Sempat Berpikir Bunuh Diri August 10, 2024
  • Strategi Pertemanan Arifaldi Dasril July 4, 2024
  • Angela Ienes Mandiri Sejak Kecil December 7, 2023
  • Kisah Cinta Pertama Denny dan Memaafkan Keluarga October 30, 2023
  • Memahami Gender August 3, 2023

Archives

MAKE A DONATION

Dukungan Anda penting untuk memastikan kelangsungan berjalannya situs melela.org. Semakin bertambahnya cerita yang dikirimkan dan dimuat dalam melela.org, semakin besar pula biaya yang dibutuhkan untuk memastikan website ini tetap dapat diakses. Melela.org bergantung pada donasi yang diberikan pihak pribadi maupun institusi.

Berikan donasi Anda hari ini.

  • Home
  • ABOUT
  • ACUAN PARTISIPASI
  • FAQ
  • MAKE A DONATION
  • MEDIA MENTIONS
  • PARENTS GUIDE
  • SHARE YOUR STORY
© 2012. All Rights Reserved.