Sebagai pendukung berat LGBT, saya semangat berbagi pengalamandengan menulis di melela.org. Saya pun adalah orang yang menyukai perbedaan. Karena bagi saya, perbedaan itu indah.
Ketertarikan saya dengan LGBT berawal dari kuliah. Saat itu saya suka pergi ke acara-acara tahunan kegiatan LGBT. Sampai pergi ke acara party-nya, saking saya penasaran dengan kelompok mereka. Sayangnya, sekarang sudah jarang ada lagi kegiatan tersebut. Padahal menurut saya kegiatan tersebut keren banget dan positif karena membuka wawasan kaum awam tentang dunia LGBT.
Saya punya banyak teman gay. Beberapa jadi teman baik saya. Saya senang ketika mereka bisa terbuka dan cerita sama saya tentang hidup mereka. Saya senang bisa menolong mereka dengan menjadi pendengar yang baik tanpa harus menggurui karena sebenarnya yang mereka butuhkan adalah penerimaan. Ketika saya bisa menerima keadaan mereka, justru saat itulah saya bisa memahami kondisi mereka. LGBT kebanyakan telah melalui pengalaman tidak menyenangkan dalam hidupnya, takut dianggap aneh, dan mereka juga sebenarnya tidak ingin seperti itu; tetapi mereka akhirnya menerima keadaan mereka dan menjalaninya.
Ketika saya bisa menerima keadaan mereka, justru saat itulah saya bisa memahami kondisi mereka
Saya suka marah dengan orang-orang yang berteriak anti-LGBT karena mereka suka menghakimi dengan informasi minim yang mereka punya. Mereka suka mengaitkan LGBT dengan pemahaman keagamaan mereka yang tidak ramah. Padahal, masih ada pemahaman keagamaan lain yang lebih ramah. Tuhan memang menciptakan laki-laki dan perempuan tetapi ada hal-hal lain juga yang diciptakan oleh-Nya.
Orientasi seksual berbeda dengan perilaku seksual. Orientasi seksual adalah tentang kepada siapa kita tertarik, sementara perilaku seksual adalah tentang apa yang kita lakukan kepada orang yang kita sukai. Orientasi seksual tidak dapat dipaksakan. Jika LGBT suka dengan laki-laki berotot, misalnya, itu juga sama halnya dengan saya. Selama tidak ada yang dirugikan dan dipaksakan, kita semua memiliki hak yang sama.
Saya ingin menyampaikan kepada teman-teman gay saya untuk tetaplah hidup produktif, bermanfaat buat diri sendiri, dan orang lain. Tumbuhkan rasa penghargaan terhadap diri sendiri melalui hal-hal yang kita capai, cintai diri sendiri. Kalian sama saja dengan saya.
Terima kasih sudah diberikan kesempatan menulis suara hati.
***
Hotma Rotua Sinaga akrab dipanggil Hotma oleh teman-temannya. Ia lahir di Jakarta, pada tanggal 26 Mei. Setelah lulus dari SMA ADVENT 1 Jakarta, ia menamatkan pendidikan sarjana di bidan psikologi di Universitas Kristen Krida Wacana dan meneruskan gelar S2-nya di Universitas YAI di bidang psikologi pendidikan. Di waktu senggangnya, ia gemar membaca buku dan menonton film.
BE A HERO, PARTICIPATE! Anda dapat berbagi pengalaman terkait dengan komunitas LGBT Indonesia. Kirimkan cerita Anda ke contact@melela.org dan temukan langkah-langkah pengiriman kisah di menu Share Your Story yang terdapat di bagian atas halaman ini. Kisah Anda akan menjadi bukti nyata akan masyarakat Indonesia yang inklusif dan berpikiran terbuka.
BUTUH BANTUAN? Jika Anda orangtua yang ingin memahami anak Anda, kunjungi halaman Parents Guide yang terletak di menu navigasi di bagian atas halaman ini. Halaman Parents Guide menyediakan informasi yang menjawab pertanyaan-pertanyaan orangtua, seperti “Bagaimana membuka dialog pertama setelah anak melela?” dan masih banyak lagi.
2 Responses to “Hotma pun Menyukai Pria”
April 2, 2019
RudiSaya kenal dg Hotma. Terima kasih dan terus terang tdk menyangka, mengingat di UKRIDA bahkan fakultas Psikologinya pum dulu sangat tdk friendly dg LGBT. Di masa kuliah berharap dg msk fakultas psikologi bs ada org yg menerima ternyata ga sesama mahasiswa ga dosen sama2 anti. Jadi lah saya discreet sampai hati ini. Terima kasih dan maaf sekali saya blm berani pakai nama asli krn msh terlalu berbahaya jila ketahuan oleh lingkungan sosial yh saya yh konservativ.
June 7, 2019
SullySaya suka dengan open minded nya Hotma 🙂